Apakah ada yang pernah
dengar, atau mungkin sudah ada yang pernah ke Candi Gentong?
Kompleks Candi Gentong, Trowulan, Kab. Mojokerto |
Coba diingat, kapan terakhir kali
Anda berkunjung atau berwisata ke candi-candi? Setahun lalu, dua tahun, atau
belasan tahun yang lalu? Hmm, jika benar sudah belasan tahun, itu sungguh waktu
yang sangat lama. Meski begitu, Anda tentu ingat benar nama-nama candi yang ada
di Indonesia. Tentu saja yang paling mudah diingat adalah candi terbesar dan
terpopuler di negeri ini: Candi Borobudur. Ada lagi; Candi Prambanan; Candi
Mendut; Candi Tikus, dan banyak lagi candi-candi lain yang tersebar di sejumlah
wilayah di tanah air.
Bagaimana dengan Candi Gentong,
apakah sudah ada yang pernah dengar? Atau mungkin sudah ada yang pernah ke
sana? Hayo, jujur saja! Mungkin tak banyak yang tahu, jika ada candi yang
bernama Gentong. Apakah karena model bentuknya seperti gentong? Bisa jadi. Pemilik
blog sendiri baru ke sana kurang lebih sebulan lalu.
Kompleks Candi Gentong dikelilingi rumput hijau dan taman |
Letaknya di Kabupaten Mojokerjo,
Jawa Timur. Tepatnya di Desa Trowulan. Situs Candi Gentong terdiri dari dua
bangunan candi yang terbuat dari batu bata. Terdapat dua bangunan candi, yakni:
Candi Gentong I; Candi Gentong II. Candi Gentong I berada di sebelah selatan,
sedangkan Candi Gentong II terletak di sebelah utara. Candi Gentong
diperkirakan merupakan kompleks percandian yang luas, meski belum diketahui
pasti batas-batasnya. Namun, setidaknya itu terlihat dari banyaknya sisa benda
cagar budaya yang ditemukan.
Dalam buku yang ditulis Verbeek
dalam “TBG XXXIII/ 1889” disebutkan, bahwa pada tahun tersebut Candi Gentong
masih terlihat bentuknya. Namun, tidak dijelaskan dengan rinci oleh Verbeek,
bagaimana bentuk bangunannya. Lain halnya dengan Knebel dalam “ROC/ 1907”, yang
menyebutkan, bahwa bangunan Candi Gentong hanya berupa gundukan tanah saja.
Krom, penulis buku Inleiding tot de Hindoe Javaneeschhe Kunts tahun 1923
menuliskan, Candi Gentong berada tidak jauh dari Candi Brahu.
Ketiga penulis di atas, mungkin
mengetahui bagaimana kondisi Candi Gentong pada saat mereka menuliskan tentang
keberadaan candi tersebut dalam buku karya mereka. Tapi, yang saya ketahui dari
pengamatan dan pengetahuan awam saya, kondisinya saat ini hampir sesuai
dengan apa yang ditulis oleh Knebel, berupa gundukan atau tumpukan batu bata
yang membentuk seperti kaki candi. Krom pun juga akurat, bahwasannya Candi
Gentong berada tak jauh dari Candi Brahu, yang hingga kini masih berdiri dengan
gagahnya. Kurang lebih 400-500 meter. Bisa ditempuh dengan gerak langkah kaki,
jika ingin berpindah dari Candi Brahu ke Candi Gentong, atau sebaliknya. Bisa
dicek di google maps di bawah ini:
Kondisi bangunan tersebutlah yang
membuat kunjungan wisatawan ke Candi Gentong, tak seramai Candi Brahu, meski
jarak keduanya tak jauh. Sepengetahuan saya waktu ke sana, pengunjungnya bisa
dihitung jari. Istilah anak muda masa kini: kurang instagramable. Yup,
itu kata yang tepat bagi wisatawan ‘pemburu’ spot-spot unik dan cantik untuk
dijadikan foto selfie, wefie, dan sebagainya. Tapi, bagi mereka
pemerhati sejarah, kondisi bangunan Candi Gentong saat ini mungkin merupakan
misteri yang layak digali, dan diteliti. Candi Gentong sendiri merupakan salah
satu destinasi wisata di Jawa Timur.
Upaya pelestarian Candi Gentong
sebenarnya sudah dilakukan oleh Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala
Provinsi Jawa Timur. Pelestarian dilakukan selama 6 tahun, mulai 1995-2000, dan
masih terus berjalan pada Tahun Anggaran 2001. Hasilnya, struktur Candi Gentong
I dan Candi Gentong II lebih tampak, serta usaha-usaha pelestariannya. Saat
ditemukan, kondisi Candi Gentong I dan Candi Gentong II dalam keadaan runtuh,
dan hanya bagian kakinya saja yang masih menunjukkan struktur aslinya. Candi
Gentong I memiliki ukuran lebih besar, dibanding Candi Gentong. Candi Gentong
merupakan suatu bangunan yang memiliki sebuah ruangan pusat, sedangkan Candi
Gentong II, bentuk denah sebuah bangunan di pusat yang dikelilingi
bangunan-bangunan kecil.
Sejumlah penelitian menyebutkan,
bahwa Candi Gentong mempunyai latar belakang keagamaan Budha. Hal ini juga
dibuktikan beberapa temuan berupa stupika bertulis, dan temuan lain yang mencirikan
kekhasan agama Budha pada kedua candi.
O, ya. Jika ke sana, jangan lupa
ikuti aturan dan patuhi larangan yang berlaku ya. Semisal; Dilarang
Mencorat-coret Cagar Budaya di Lokasi Situs, dan Dilarang Mengotori/ Membuat
Keonaran di Situs Cagar Budaya. Jika melanggar, bisa kena denda loh! Tapi,
intinya bukan karena denda atau hal lain. Di mana pun, kebersihan harus dijaga.
Sepakat?!
Sementara itu dulu ya, kawans. Semoga bermanfaat.
Waahh. Baru denger nih ada Candi Gentong :)
ReplyDeleteIya, Bos Kholidin Alian. Nama candi-nya unik. Terima kasih sudah mampir.
Deletesaya juga baru tahu ada candi gentong :)
ReplyDeleteAda Candi Tikus juga loh. Tapi, belum ditulis..
DeleteCandi nya kaya getong kah? Hiks blm pernah ke Jatim.
ReplyDeleteTernyata bukan. Tapi, namanya Candi Gentong.
DeleteCagar budaya seperti ini yang harus selalu kita jaga dan lestarikan dengan baik ya :)
ReplyDeleteSepakat dengan Rach Alida Bahaweres. Terima kasih
Delete