Pilih Mana Saat Liburan: Hotel, Kos-kosan atau Homestay?


Fasilitas tempat tidur salah satu hotel di Semarang


GerakLangkahKaki- Hotel, kos-kosan, atau homestay, seringkali jadi pilihan yang membingungkan bagi pelancong saat mengunjungi suatu daerah untuk berwisata. Bingung bukan bagi mereka yang berkantong tebal, tapi bagi mereka yang memiliki dana pas-pasan untuk berlibur. Padahal, liburan bukan hanya hak kaum berduit. Ini bukan curhat, sekadar berbagi pengalaman.

Hotel, kos-kosan, atau homestay yang disediakan pengelola wisata di suatu daerah tertentu di manapun pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Tapi, belum tentu hotel lebih baik dari homestay, atau kos-kosan, semuanya bergantung pada kelas, harga, lokasi, dan terakhir: kebutuhan kita.

Karena kita membicarakan soal liburan dengan anggaran yang pas-pasan, tentu kebutuhan tempat menginap jadi hal penting.

Pertama yang harus kita ketahui tentu di mana lokasi atau letak daerah yang akan jadi sasaran liburan kita, dan berapa lama rencana kita. Dari sinilah kita bisa mengetahui dan menghitung perencanaan biaya penginapan dan lain-lain. Untuk itu, riset jadi hal wajib sebelum berlibur. Riset antara lain meliputi: tempat wisata yang kita tuju, tiket, transportasi di lokasi, harga hotel, dan harga makanan. Bisa juga bertanya ke teman yang pernah ke lokasi yang akan Anda tuju.

Berbagai situs traveling terkadang memang menawarkan berbagai harga dan paket, mulai dari tiket, hotel, sewa mobil dan sebagainya dengan harga yang kompetitif. Tawaran ini bisa jadi perbandingan setelah kita melakukan riset. Hal-hal yang kita riset tadi semuanya penting dan tak boleh diremehkan. Namun, biaya hotel dan tiket, biasanya menyita anggaran yang cukup lumayan.

Maka dari itu patut digaris bawahi pentingnya menentukan tempat menginap yang pas, agar target liburan efektif dan sesuai anggaran. Tempat menginap yang ideal menurut Gerak Langkah Kaki, adalah dekat dengan lokasi wisata yang kita tuju, tidak terlalu sempit, harga murah, memiliki fasilitas standar: tempat tidur atau springbed, kamar tidur di dalam kamar, AC atau kipas angin, bersih, dekat dengan apa yang kita butuhkan, aman dan lingkungan yang baik.

Standar di atas terkesan muluk. Tapi, wajar. Karena meski berlibur, kita tentu ingin tempat istirahat yang baik, agar bisa menjelajah semua objek wisata tujuan kita.

Tak hanya hotel yang memberikan fasilitas sesuai standar di atas, kos-kosan, homestay, juga tak mau kalah. Pada akhirnya harga yang bicara dan kekuatan kantong kita. Sebelum berlibur, pastikan telah mendapat tempat menginap, entah di hotel, kos-kosan atau homestay. Ingat, jangan terlalu percaya iklan, pastikan dengan berkomunikasi langsung, baik telepon atau sms, untuk menanyakan fasilitas yang ditawarkan pengelola.

Fasilitas di salah satu kos-kosan di Semarang
Sebagai contoh berdasar pengalaman, setelah riset di mbah gugel soal harga hotel, kos-kosan harian, dan homestay, Gerak Langkah Kaki memutuskan menghubungi pemilik kos-kosan harian saat akan mengunjungi Jogja, usai berlibur di Semarang.

Dalam iklan disebutkan fasilitas yang ditawarkan: AC, kamar mandi dalam, tempat tidur luas, lemari, dan tv layar datar, serta dekat dengan lokasi wisata. Harganya Rp150 ribu per hari. Maaf, nama sengaja tak disebutkan. Karena tiba di Jogja saat memasuki malam, lokasi kos-kosan harian pun langsung dituju. Sesampai di sana, ternyata tak sesuai harapan, kamar mandi di luar kamar, dan esok harinya sebelum pukul 1 siang, pemilik kos mengirim sms menanyakan kapan kami check out, padahal saat masuk pukul 9 malam. Bukankah dalam iklan disebutkan harian? Begitu yang terpikir saat itu.  Jarak dari lokasi wisata pun tak sesuai iklan. Sarung bantalnya pun bau. Tapi, sudahlah, ini pelajaran. Enggak ada yang sia-sia. Tinggal diambil hikmahnya saja. Dan yakinlah tidak semua seperti itu. Tak ada salahnya untuk memastikan, dan suatu keharusan.

Sebelum jam 1 siang, akhirnya pindah ke hotel kelas melati, yang agak jauh dari pusat kota, dengan harga yang lebih murah, dengan fasilitas yang beda: tanpa AC, lemari, dan tv, dengan ukuran kamar tak jauh beda. Namun, kamar mandi di dalam. Harganya Rp100 ribu per hari. Lumayan menghemat anggaran, meski agak jauh dari pusat kota. Toh, ada angkutan umum yang murah: TransJogja. 

(Baca: https://geraklangkahkaki.blogspot.co.id/2016/09/keliling-kota-gudeg-naik-transjogja.html)

Dari satu hotel, pindah ke hotel lainnya. Kali ini lebih luas, ada lemari, meja dan kursi, kipas angin, tempat tidur yang luas, kamar mandi ber-shower, tapi tak ada tv. Harga selisih 10 ribu rupiah lebih mahal dari hotel sebelumnya. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.

Dari pengalaman inilah akhirnya bisa ditarik hikmah dan kesimpulan. Dan satu lagi, jangan berwisata saat hari libur besar, tanpa booking tempat menginap jauh hari, karena harga akan jauh lebih mahal, dan biasanya banyak yang penuh. Saat bukan musim libur, biasanya lebih murah dan banyak pilihan. 


Semoga bermanfaat.

Comments

Popular Posts

Kum-kum Sinden, Ritual Wisuda Para Pesinden

New Star Cineplex, Bioskop Baru Idola Warga Jombang

Semangkuk Ketan Durian di Kaki Gunung Anjasmoro

Menyantap Gurihnya Ikan Asap di Atas Hamparan Pasir Putih

Daftar 34 Dinas Pariwisata Provinsi se-Indonesia, Beserta Alamat, No. Tlp, Email, dan Website-nya

Berkunjung ke Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu

Wedang Ronde dan Ayam Betutu di Malioboro

Barang-barang yang Harus Dibawa Saat Berlibur

237 Embassies and Consulates In Indonesia, Traveller Must Know

SEGARNYA DAWET IRENG MAS FACHRI