Mie Nyonyor, Kuliner Tepat Bagi Penggemar Pedas

Kedai Mie Nyonyor bercat kuning. (Foto: Geraklangkahkaki)

Dilihat dari namanya saja sudah terlihat "seram": Mie Nyoyor. Dalam bahasa keseharian di Jawa Timur (ingatkan jika salah), nyonyor itu kondisi yang sedang babak belur. Misal ada maling ketangkap lalu dihakimi massa (tidak disarankan, bukan anjuran) biasanya ada celetukan: "Kapok! Nyonyor lak wis!" Atau ungkapan lain yang menggunakan kata "nyonyor".

Tapi, nyonyor yang penulis ceritakan bukan karena dihakimi massa, bukan juga karena putus cinta, apalagi ditolak kembang desa. Tapi, nyonyor karena "ditonjok" pedasnya olahan menu mie ala Kedai Mie Nyonyor, di Jalan Hayam Wuruk Gg. IV, No. 1, Jombang, Jawa Timur.

Hadir di "Kota Santri" kurang lebih 3 bulan lalu, olahan menu mie dengan menonjolkan rasa pedas versi Kedai Mie Nyonyor, bukan yang pertama hadir di Jombang. Ada beberapa yang lebih kurang sama, tapi tidak saya sebutkan, yang jelas ada, agar lebih fokus ke Kedai Mie Nyonyor. Yang lain, tunggu saatnya.

Penulis mencicipinya jelang petang saat kelaparan usai keliling naik motor nyari "sebongkah berlian". Olahan mie jadi pilihan, sebab pagi harinya perut sudah terisi sebungkus nasi pecel antah berantah. Kenapa antah berantah? Karena tidak tahu beli di mana, tahu-tahu ada di meja, dan disuruh makan. Dengan "terpaksa" dan tanpa bicara aku santap habis tak bersisa, kecuali bungkusnya. "Rasain!"

Kesempatan mampir ke Kedai Mie Nyonyor, baru kesampaian, meski sudah seringkali melintasinya. Letaknya yang berada di pinggir jalan, pas di sebelah kiri rumah sakit dr. Moedjito, membuat kedai ini tak sulit dicari jika Anda ingin singgah.
Sore itu suasana kedai agak sepi. Hanya kami berdua. Tak lama setelah kami duduk, sepasang suami istri masuk, dan duduk lesehan.

Kami duduk dengan tangan disandarkan pada meja berbahan kayu jati dengan lebar sekira 1 x 80. Kursi dengan desain minimalis pun terlihat terbuat dari bahan yang sama. Sebelum ditempati Kedai Mie Nyonyor, tempat ini dulunya adalah rumah makan prasmanan. Usianya tak lama. Tahu-tahu sudah berganti nama, menu dan pemilik. Ajaib!

Di setiap meja tersedia daftar menu makanan dan minuman. Semuanya mie, ada yang bukan, karena bukan menu utama hanya kudapan; kentang goreng, sosis goreng, telur mata sapi, dan dimsum. Harganya makanan dan minumannya kisaran Rp2 ribu - Rp20 ribu.

Setelah melihat, membaca, mempelajari, dan bertanya dengan pramusaji, aku putuskan memilih Mie Nyonyor Saos Bolognese level 1 dengan lima cabai. Maklum newbie kalau soal pedas. Selain itu, pemilihan level awal ini untuk mengetahui tingkat kepedasan, sebelum memilih level. Setiap levelnya ditambah 5 cabai, hingga level V.

Menu sudah datang. Disajikan di atas piring melamin warna merah. Porsinya standar. Tidak terlalu banyak. Kalau lapar banget, harus nambah. Tekstur mie kenyal tidak membal, tingkat kematangan pas, tidak over. Di atas mie ada parutan keju hingga menutup setengah bagian mie, setengahnya lagi saos bolognese dengan campuran daging cincang. Sepertinya cincangannya sangat kecil, perlu kejelian untuk meyakinkan dan merasakan. Secara umum hampir mirip spaghetti, hanya rasa saosnya lebih pedas dan berasa.

Tingkat kepedasan level 1 menurut penulis, standar. Tapi, tingkat kepedasan lidah masing-masing orang berbeda. Bisa jadi, menurut orang lain ini sudah sangat pedas. Rasanya enak. Hanya potongan dagingnya yang sedikit perlu ditambah ukurannya, tapi mungkin ini menyesuaikan harga. Tahu sendiri daging, cabai, mahal. Oke. Selamat mencoba.


Comments

Popular Posts

Kum-kum Sinden, Ritual Wisuda Para Pesinden

New Star Cineplex, Bioskop Baru Idola Warga Jombang

Semangkuk Ketan Durian di Kaki Gunung Anjasmoro

Menyantap Gurihnya Ikan Asap di Atas Hamparan Pasir Putih

Daftar 34 Dinas Pariwisata Provinsi se-Indonesia, Beserta Alamat, No. Tlp, Email, dan Website-nya

Berkunjung ke Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu

Wedang Ronde dan Ayam Betutu di Malioboro

Barang-barang yang Harus Dibawa Saat Berlibur

237 Embassies and Consulates In Indonesia, Traveller Must Know

SEGARNYA DAWET IRENG MAS FACHRI