"Bang, ini uangnya. Abang, belum lapor kan?"

GerakLangkahKaki- Pagi tadi, seperti biasa, saya menggunakan jasa transportasi online, baik saat berangkat atau pulang kerja. Saya katakan seperti biasa, karena sudah berjalan cukup lama. Lebih dari usia tanaman padi, mulai tanam hingga panen.

Foto: Dokumen GerakLangkahKaki
Sekira pukul 08.30 WIB, usai kirim paket ke kampung via jasa pengiriman TIKI, yang ada di basement, dekat tempat parkir kantor tempat saya bekerja, saya memesan Grab Bike, satu dari 3 aplikasi penyedia jasa transportasi online yang saya unduh di telepon pintar saya. Aplikasi lain yang juga sering saya gunakan adalah Gojek. Satu lagi tidak saya sebutkan.

Biasanya saya pilih Gojek, untuk mengantar pulang pergi. Tapi, pagi ini saya gunakan Grab Bike. Kenapa? Karena dua hari lalu ada email dari penyedia layanan ini, yang isinya menyebut, saya dapat promo gratis hingga Rp50 ribu. Batas promo yang tertera di email 19 Juni. Tiga hari dari sekarang.

Promo ini memaksa saya gunakan Grab Bike. Di sisi lain, saya sulit menolak sesuatu yang sifatnya gratisan. Hahahaha.

Jarak dari kantor ke kontrakan saya kurang lebih 14 km. Jika pada jam sibuk, sibuk-sibuknya jam, saya harus bayar Rp30 - 32 ribu untuk ongkos pulang. 

Malamnya pas berangkat, saya pilih Gojek. Meski saat itu kode promo Grab Bike, sudah saya genggam. Karena malam hari lebih murah, Rp22 ribu. Selisih keduanya kadang tipis. Seribu hingga lima ribu. Tak tentu. Tapi, jika malam itu saya gunakan, esoknya saya harus bayar Rp30 -32 ribu, ada selisih kurang lebih Rp8 ribu. Jadi, saya putuskan gunakan pas office hours. Hitung-hitungan ekonomis saya.

Tak lama setelah order, kurang lebih lima menit, driver Grab Bike telepon menanyakan posisi saya berada. Dan akhirnya berangkat pulanglah saya diantar GrabBike. Tancap gas. Selip sana selip sini. Menerobos padatnya lalu lintas Ibukota, sampailah saya. Alhamdulillah.

Saya berhenti di jalan utama dekat rumah. Enggak sampai depan rumah. Jaraknya kurang lebih lima menit berjalan kaki. Hitungan saya. Turun dari motor saya menjelaskan,"Gratis kan, Pak? Tadi, saya pakai promo," tanyaku, usai turun dari motor. 

Setelah melihatku, driver tersebut, tidak saya sebutkan namanya, mengecek hp dan menjawab,"Enggak, Bang. Ini Rp30 ribu," jelasnya, sembari menunjukan hp-nya. 

"Oh..," jawabku. Lantas merogoh uang beberapa lembar dari kantong celana. Saya berikan dua lembar sepuluh ribuan, dan dua lembar pecahan uang kertas lima ribuan. Usai ucapkan terima kasih, saya berbalik arah dan berjalan menuju rumah, sembari bermain smartphone

Namun, sempat ada tanya dalam hati,"Katanya promo, kok suruh bayar?" Kurang lebihnya seperti itu. "Tapi, sudahlah," gumamku, sembari terus berjalan. Saat kurang beberapa langkah dari rumah, ada suara motor mendekat, diiringi suara klakson dan teriakan dari arah belakang.

"Bang! Bang!"

Aku menoleh ke belakang dan melihat driver GrabBike tadi rupanya mengejar dengan motornya. Setelah berhenti di tempatku berdiri dia berkata,"Bang, ini uangnya. Maaf, baru tahu tadi setelah lihat hp. Ternyata gratis. Abang belum lapor kan?".

Aku hanya gelengkan kepala. Ia lantas menyodorkan uang yang kuberikan tadi. Usai menerimanya, aku sampaikan terima kasih, balik kanan, dan melanjutkan langkah pulang. 

"Alhamdullilah, rezeki anak Soleh emang enggak kemana-mana."

Tapi, kembali muncul pertanyaan: "KAPAN AKU DAPAT PROMO GRATIS LAGIIIII!!!!!!"

Terima kasih GrabBike 

Bukan PROMO! Tapi, pengalaman pribadi.

Comments

Popular Posts

Kum-kum Sinden, Ritual Wisuda Para Pesinden

New Star Cineplex, Bioskop Baru Idola Warga Jombang

Semangkuk Ketan Durian di Kaki Gunung Anjasmoro

Menyantap Gurihnya Ikan Asap di Atas Hamparan Pasir Putih

Daftar 34 Dinas Pariwisata Provinsi se-Indonesia, Beserta Alamat, No. Tlp, Email, dan Website-nya

Berkunjung ke Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu

Wedang Ronde dan Ayam Betutu di Malioboro

Barang-barang yang Harus Dibawa Saat Berlibur

237 Embassies and Consulates In Indonesia, Traveller Must Know

SEGARNYA DAWET IRENG MAS FACHRI