Bebek Kremes yang Bikin Gemes

GerakLangkahKaki- Anda penggemar menu olahan bebek? Sudah mencoba 'Bebek Goreng Kremes Monggo'? Jika belum, mungkin Anda harus mencobanya suatu hari.

Bebek Goreng Kremes Monggo, adalah rumah makan yang menyediakan menu makanan olahan bebek. Tapi, jangan khawatir, Anda yang tak suka dengan jenis unggas satu ini, bisa mencoba menu berbahan ayam, yang juga disediakan di sini. 

Di rumah makan ini ada dua menu andalan berbahan bebek: goreng dan bakar. Keduanya sama enaknya. Bergantung selera Anda.  

Hari itu, sekira pukul 20.05 WIB, "GerakLangkahKaki" berangkat dari rumah menuju rumah makan Bebek Goreng Kremes Monggo. Jaraknya kurang lebih lima menit berjalan kaki. Ada beberapa cabang rumah makan ini. Di dekat rumah, adalah cabang kesekian. Tepatnya di Jl. Utan Kayu No. 88, Jakarta Timur.

Usai tiba di lokasi, Gerak Langkah Kaki mencari tempat duduk kosong di sebelah ujung dekat kipas angin. Maklum, cuaca saat itu sedikit gerah. Namun, beruntung malam itu, rumah makan ini tak seramai biasanya. Tak berapa lama usai duduk, pelayan datang menghampiri. "Mau pesan apa?" tanyanya.


"Bebek bakar, dada, plus sambal hijau. Minumnya teh tawar hangat," jawabku, sembari melihat daftar menu yang disodorkan pelayan tersebut. 

Tak berapa lama pesanan datang. Rasa lapar yang mendera sejak tadi, seolah terobati. Bergegas mencuci tangan dan mulai menyantap bebek bakar yang ada di depan mata. Ukurannya cukup besar. Tersaji di wadah anyaman lidi beralas kertas minyak pembungkus makanan. 

Selain nasi putih, dan bebek bakar, ada lalapan kemangi dan daun kol beberapa lembar. Ada dua pilihan sambal: merah, dan hijau. Merah sangat pedas dan disajikan gratis. Jadi boleh ambil sepuasnya. Sedangkan untuk sambal hijau, Anda harus menambah Rp2 ribu per porsinya.

Perlahan jari-jari ini mulai mencomot daging bebek yang teksturnya tidak terlalu keras. Aroma khas bebeknya pun tak ada. Potongan bebek yang terpisah dari tulangnya kemudian dicocolkan ke sambal hijau, sebelum berakhir ke mulut. Rasanya lembut, empuk, dan berasa bumbunya. Paduan sambal hijau dan bebek bakar menciptakan rasa yang lezat saat dikunyah. Sayang, agak sedikit gosong di beberapa sudut bebek bakar yang Gerak Langkah Kaki pesan. 





Namun, itu tak menghalangi untuk menikmatinya. Hanya tinggal menyisihkan bagian yang gosong, dan menyantap bagian yang terbakar dengan sempurna. Perlahan tapi pasti, bebek yang semula utuh kini tak bersisa selain tulang. 

Segera tangan ini menyambar teh tawar yang ada di meja dan menyeruputnya. "Sruppp. Alhamdulillah," kenyang, gumamku.

Bergegas kaki melangkah ke wastafel untuk mencuci tangan dan kembali ke meja. Usai duduk sejenak. Gerak Langkah Kaki menuju ke kasir untuk membayar. "Sudah, Pak? Meja berapa," tanya seorang kasir perempuan. Setelah itu, ia mulai menghitung dan mengatakan jumlah yang harus dibayar. 

Dua lembar uang Rp50 ribuan aku berikan. Kasir perempuan tersebut kemudian menyerahkan kembalian, dan berucap. "Terima kasih. Silakan datang kembali," ujarnya. Aku hanya mengangguk.





Perut yang kenyang, membuat langkah kaki pulang jadi berat. Bayangan bantal melintas di angan-angan. Sekilas masih terasa gurihnya bebek bakar yang baru saja disantap. Anda tertarik?

Comments

Popular Posts

Daftar 34 Dinas Pariwisata Provinsi se-Indonesia, Beserta Alamat, No. Tlp, Email, dan Website-nya

Jangan Dibuang, Ubah Botol Bekas Air Mineralmu Jadi Kursi Lantai

Ada Apa Saja di Klenteng Sam Poo Kong?

New Star Cineplex, Bioskop Baru Idola Warga Jombang

Menanti Payung Terbuka di Masjid Agung Jawa Tengah

Kue Apem 500 Rupiah Buatan Nenek Suratini

Menyantap Gurihnya Ikan Asap di Atas Hamparan Pasir Putih

Mengagumi Lawang Sewu, Bangunan Cagar Budaya Nasional

Wedang Ronde dan Ayam Betutu di Malioboro

Barang-barang yang Harus Dibawa Saat Berlibur